Karimun - Warga Tanjung Balai Karimun antusias mengikuti perlombaan permainan tradisional yang digelar Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Karimun, Minggu 18 Agustus 2019 siang. Begitu pula dengan yang menyaksikan. Meskipun panas terik menyengat, warga berduyun-duyun mendatangi tempat perlombaan, yakni di lapangan tanah merah depan panggung rakyat Putri Kemuning Coastal Area Karimun. Adapun permainan tradisional yang dilombakan terbuka untuk umum, yaitu lomba panjat pohon pinang sebanyak 17 batang, bakiak, balap karung dan tarik tali tambang. Berbagai hadiah-hadiah menarik telah disiapkan oleh panitia disetiap lomba. Perlombaan permainan tradisional ini dibuka oleh Wakil Bupati Karimun Anwar Hasyim. Turut hadir dalam pembukaan diantara Dandim 0317/TBK Letkol Arm Rizal Analdie, Pimpinan Bank Ria Kepri, dari Kejari Karimun serta kepolisian. "Ini pesta rakyat dalam rangka memeriahkan HUT RI ke 74. Tujuannya memberikan hiburan kepada masyarakat serta menumbuhkembangkan rasa solidaritas untuk mencintai NKRI," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karimun Zamri dalam laporannya. Sementara itu Wakil Bupati Karimun Anwar Hasyim mengharapkan berbagai perlombaan tersebut dapat dinikmati dan dirasai masyarakat. Selain itu, dapat meningkatkan kebersamaan dan keharmonisan anatara masyarakat dengan pemerintah daerah, maupun di kalangan masyarakat. "Melalui pesta rakyat ini tertanamnya rasa cinta tanah, cinta sesama insan," pinta Anwar Hasyim. Untuk diketahui, pesta rakyat tersebut merupakan rangkaian kegiatan penutup atau terakhir Pemkab Karimun dalam memeriahkan HUT ke 74 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2019. Penulis: Kartino
0 Comments
RiauKepri.com, JAKARTA -- Perwakilan Provinsi Kepri dalam Parade Tari Nusantara ke-38 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, 9-10 Agustus 2019, tampil cukup membanggakan. Sanggar Angsana Dance dari Karimun mempersembahkan dua piala untuk dua kategori, yakni juara II penata musik terbaik dan penyaji unggulan non rangking.
Dalam ajang kompetisi tari tingkat nasional ini, Angsana mengangkat tarian legenda Moyang Seraga dari Pulau Buru, Karimun. Bertindak sebagai penata tari Sinta Trilia Rossa, penata musik Loni Jaya Putra, dan penata rias, werta busana Tito Aldila dan Dedi Hermansyah. “Angsana tampil bagus. Luar biasa rasanya Moyang Seraga tampil dalam tarian lomba tari tingkat nasional,” kata Kasi Kesenian Dinas Kebudayaan Kepri, Irwanto. Kategori penata musik, juara I diraih Riau, disusul Kepri, juara III DKI Jakarta, Jawa Barat dan Kalsel. Kategori penata tari juara I diraih Riau, disusul Kalbar, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Kalsel. Sementara, penata rias dimenangkan Kalbar, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, DKI Jakarta dan Jawa Timur. Angsana Dance mewakili Provinsi Kepri setelah tampil yang terbaik dalam Parade Tari Tingkat Provinsi Kepri 21019. Dalam parade tari provinsi, Angsana juga membawakan tarian yang diangkat dalam Legenda Moyang Seraga. Parade Tari Nusantara merupakan puncak kegiatan parade tari setiap kabupaten dan kota yang telah terpilih dari kompetisi tari di setiap provinsinya. Kegiatan ini diikuti 22 provinsi yang ada di Indonesia. “Parade Tari Nusantara merupakan wahan pelestarian dan pengembangan budaya. Diantaranya telah menggulirkan 10 program berskala nasional dalam bentuk agenda pergelaran kompetisi/festival/parade/ tingkat nasional antar provinsi,” kata Irwanto. Kegiatan ini merupakan ajang penganugrahan atas karya seni hasil kreativitas anak bangsa, yang akan terukir dalam sebuah maha karya seni, sebagai wujud cipta rasa dan karsa, serta apreasiasi bagi pelestarian dan pengembangan budaya bangsa Indonesia. Tujuannya tak lain adalah untuk menghasilkan karya-karya seni kreatif dan inovatif dalam bidang seni budaya dari anakanak bangsa seluruh pelosok Indonesia dengan dukungan potensi langsung dari daerahnya.(RK/R) Sanggar Angsana Dance Kabupaten Karimun menjadi jawara Parade Tari Daerah Kepri 2019 di Kantor Gubernur Kepri, Dompak, Sabtu (27/7) lalu. Angsana Dance akan mewakili Kepri dalam Parade Tari Nusantara TMII di Jakarta akan digelar pada tanggal 9-10 Agustus 2019 mendatang.
Angsana Dance tampil sebagai penyaji terbaik pertama dengan judul tari Legenda Moyang Seraga. Tak hanya sebagai penyaji terbaik, sanggar yang sudah sering mewakili Kepri dan Indonesia dalam berbagai lomba ini juga berjaya pada kategori lain. Penata tari terbaik koreografer diraih Sinta Trilia Rossa dan penata musik terbaik, Loni Jaya Putra. Tarian yang ditampilkan Angsana Dance ini terinspirasi dari legenda Moyang Seraga yang makamnya ada di Pulau Buru, Karimun. Ceritanya, seorang Raja yang sedang berburu di Hutan Belantara tiada penduduknya . Terkejut Baginda Raja tak menyangka mahluk apa yang di temui nya ? Setelah Balong ( Bulu ) ditubuhnya dicukur , ternyata dialah yang bernama Jum’at seorang suami yang pergi berburu demi sang istri yang tengah hamil menginginkan Rusa Putih . Tekadnya bulat , tidak akan pulang sebelum mendapatkan keinginan sang istri .Tanpa di sadari hingga bertahun tahun lamanya tubuh Jum”at tumbuh Balong ( bulu ) yang panjang dan mambatu di makan usia . Raja memerintahkan untuk menguburkan jasadnya di Hutan tersebut , dari sini lah tersebar berita dia lah manusia pertama di pulau yang dikenal dengan Pulau Buru . Saat ini makam Moyang Segara menjadi destinasi objek wisata religi di Kabupaten Karimun. Parade Tari Daerah 2019 Kepri diikuti 11 sanggar dari enam kabupaten/kota. Hanya Kabupaten Anambas yang tak mengirimkan perwakilan. Dan Kabupaten Natuna hanya kirimkan satu kelompok tari. Sedangkan lima kabupaten/kota lain bertanding dengan dua grup tari. TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karimun menggelar Parade Tari Daerah tahun 2019.
Sebanyak tujuh sanggar budaya menjadi peserta pada perlombaan yang digelar di Panggung Rakyat Puteri Kemuning Costal Area, Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada Sabtu (6/7/2019) malam. Sanggar-sanggar tersebut adalah Angsana Dance, Sanggar Dara Tanjungbatu, Sanggar Pucuk Rebung, Sanggar Sri Ungar, Perkumpulan Seni Senandung Budaya, Sanggar Mawar Tanjungbatu dan Sanggar Saujana. Masing-masing sanggar menampilkan tarian kolosal yang memiliki makna filosofi sejarah kebudayaan melayu di Karimun. Tarian harus sesuai dengan tema yang diusung, yaknk "Legenda Objek wisata di Kabupaten Karimun". Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karimun Zamri mengatakan, kegiatan ini merupakan wujud pelestarian budaya lokal Karimun. Tujuannya meningkatkan wisatawan ke Karimun. "Ini umtuk ajang silaturahmi antara pekerja seni khususnya seni budaya melayu. Lebih dari itu juga untuk meningkatkan minat wisatawan lokal maupun mancanegara," kata Zamri. Zamri menyebutkan pemenang dalam perlombaan akan di utus sebagai perwakilan Kabupaten Karimun untuk mengikuti perlombaan tingkat Provinsi Kepri. "Pemenang akan menjadi utusan Kabupaten untuk mengikuti even di tingkat provinsi pada Bulan Juli 2019 di Kabupaten Bintan," ujarnya. Keluar sebagai juara pertama pada perlombaan ini Sanggar Angsana Dance, juara kedua diraih oleh Sanggar Mawar Tanjoeng dan Sanggar Pucuk Rebung keluar sebagai juara ketiga. (ayf) Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul Sanggar Anjang Sana Menangkan Parade Tari di Karimun, Tampilkan Tarian Kolosal Filosofi Sejarah, https://batam.tribunnews.com/2019/07/07/sanggar-anjang-sana-menangkan-parade-tari-di-karimun-tampilkan-tarian-kolosal-filosofi-sejarah. Penulis: Elhadif Putra Editor: Eko Setiawan TANJUNG BALAI KARIMUN – Kemeriahan Tanjung Balai Karimun sebagai destinasi wisata berlanjut. Usai penyelenggaraan Festival Barongsai 2019, Karimun siap merilis Lomba Lampu Colok 2019. Event ini kental warna tradisional masyarakat Karimun.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tanjung Balai Karimun Zamri mengungkapkan, Karimun akan terus memberikan atraksi untuk wisatawan. “Karimun akan terus memanjakan wisatawan. Kita akan berusaha menjadi destinasi terbaik. Kami punya banyak event. Penyelenggaraan Festival Barongsai sudah selesai dan sukses. Namun, kami sudah siapkan event lanjutan. Jadi, wisatawan tetap mendapat banyak experience terbaik. Tetap berkunjung ke Karimun dan nikmati eksotisnya,” ungkap Zamri, Jumat (3/5). Salah satu event yang akan digelar adalah Lomba Lampu Colok 2019. Lomba ini digelar untuk memeriahkan suasana Ramadan di wilayah Karimun. Lampu Colok di Karimun kental dengan nuansa tradisional. Sebab, masih memakai lampu sumbu dengan bahan bakar minyak tanah. Festival tahun ini pun menjadi episode 5 Lomba Lampu Colok Karimun. “Karimun menjadi destinasi luar biasa. Keberagaman budayanya tinggi dan semua saling menguatkan. Lomba Lampu Colok 2019 tentu menjadi experience terbaik. Secara konten, Lampu Colok ini sangat artistik apalagi Karimun mempertahankan tradisi dengan penggunaan lampu minyak,” terang Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani. Lampu Colok ini biasanya mengadopsi obyek yang berbau Islami. Rangkanya berbentuk Masjid atau Gapura dengan ornau men Islam. Setiap sisi rangka lalu ditempatkan Lampu Colok atau Lampu Minyak. Lampu-lampu ini disusun sedemikian rupa untuk menegaskan karakter obyek yang dimaksud. Untuk 1 obyek bangunan, biasanya menggunakan ribuan Lampu Colok. “Menggunakan Lampu Minyak tentu tidak mudah. Di sini membutuhkan kecermatan tinggi karena tingkat kerumitannya. Hal inilah yang menjadi daya tarik utama Lomba Lampu Colok 2019 di Karimun. Untuk itu, pastikan Karimun tetap menjadi destinasi utama Ramadan,” jelas Rizki lagi. Penyelenggaraan Lomba Lampu Colok 2019 dijamin lebih meriah. Sebab, venuenya berada di Karimun dan Kundur. Total melibatkan 7 kecamatan. Rinciannya, ada 4 kecamatan di Kundur dan 3 kecamatan Karimun. Proses penilainnya akan dimulai dimulai 27 Ramadan 1439 H. Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati mengatakan, tahun ini event digelar lebih meriah. “Lomba Lampu Colok 2019 diikuti lebih banyak peserta, apalagi kini Kundur dilibatkan. Kemeriahannya pasti lebih terasa. Suasana Ramadan di Karimun selalu meriah dengan beragam event. Karimun tetap menjadi destinasi menarik. Apalagi, lomba digelar dengan konsep unik,” kata Dessy. Beberapa regulasi perlombaan diterapkan. Lomba Lampu Colok 2019 harus dibangun gapura dengan arsitektur Islami indah. Tinggi pintu gapura minimal 4 meter. Posisinya tidak menutup drainase dan badan jalan. Lebih lanjut, penempatannya jauh dari instalasi listrik umum. Proses penilaiannya dimulai 27 Ramadan selama 3 hari penuh. Informasi lebih lanjut bisa menghubungi 085213827262. “Regulasi perlombaan intinya tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Agenda ini tentu akan semakin menghidupkan pariwisata Karimun. Kami optimistis, event unik seperti itu juga akan mendatangkan banyak wisatawan,” papar Kabid Pengembangan Pemasaran Area II Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Trindiana M Tikupasang. Apresiasi besar pun disiapkan bagi pemenang lomba. Total hadiahnya sekitar Rp37 Juta. Pemenang akan mendapatkan hadiah Rp10 Juta, lalu posisi runner up diganjar uang Rp8 Juta. Posisi 3 memperoleh uang Rp6 Juta. Sebaran hadiah semakin merata karena posisi 4 dihadiahi Rp4 Juta, lalu Rp3 Juta bagi urutan ke-5. Lalu, posisi 6 mendapatkan Rp2 Juta. Khusus strip 7 hingga 10 masing-masing dihadiahi Rp1 Juta. “Lomba Lampu Colok 2019 Karimun merupakan atraksi luar biasa. Kontennya sangat unik dan menarik. Event ini menjadi salah satu daya tarik wisata halal di Karimun. Apalagi, Karimun memiliki aksesibilitas dan amenitas yang luar biasa,” tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya. (*) Karimun - Festival Barongsai yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kepri tahun 2019, di panggung rakyat Putri Kemuning Coastal Area Kabupaten Karimun selama dua hari selesai digelar, Sabtu (27/4/2019) malam.
Event masuk sebagai kalendar tahunan Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) tersebut diikuti sebanyak 14 tim. Selain se-Provinsi Kepri, juga ada tim dari negara Malaysia dan Singapura yang ikut berpartisipasi dalam festival tersebut. Meskipun tampil dibawah angin kencang dan gerimis, 2 dari 3 tim tuan rumah (Kabupaten Karimun) mampu mengukir prestasi terbaik, yakni juara 1 dan juara 2. Tim tuan rumah yang keluar sebagai juara 1 dengan membawa pulang hadiah berupa uang sebesar Rp 25 juta ditambah piala adalah Hoa Sen dari Kecamatan Meral. Tim menampilkan aksi dengan tema ‘Singa Mencari Chai Chin di Sungai’ ini memperoleh poin 8,80. Kemudian juara 2 tim Kuangnan Bima Satya. Tim dari Tanjung Batu Kundur menampilkan aksi dengan tema ‘Menelusuri Halaman Rumah yang Misterius’ tanpa ada pemotongan nilai. Poin yang diperolehnya 8,78 poin. Untuk uang pembinaan didapat Rp 20 juta ditambah piala. Kemenangan yang diraih tim rumah tersebut mendapat apresiasi dari Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani. "Sejak awal bertanding di ruang terbuka tidak mudah. Sebab, ada faktor angin. Namun Mentalitas juara mereka memang kuat dan menyudahi pertunjukan dengan tanpa pemotongan nilai. Ini perlu kita berikan apresiasi," ujar Rizki. Sementara itu juara 3 didapat tim Hoon Hong dengan menampilkan tema ‘Barongsai Mabok Anggur’ asal Singapura. Poin yang diperoleh tim ini 8,66 dan menerima uang pembinaan Rp 17 juta. Kemudian juara harapan 1 mengumpulkan 8,65 poin tim Persatuan Kebudayaan dan Sukan Yan Wong dari Malaysia. Juara harapan 2 tim Thai Hing Nam Wah dengan skor 8,63. Juara harapan 3 tim Zhu Yun Gong asal Singapura. Kepala Dinas Pariwisata Kepri Buralimar saat diwawancara wartawan merasa senang, Festival Barongsai tahun berlangung sukses. Itu semua tidak terlepas adanya kerjasama Disparbud Karimun dan Kemenpar RI. "Event berjalan lancar, lalu respon besar diperlihatkan publik. Secara keseluruhan kami puas. Tahun depan peserta festival yang tujuannya untuk mendongkrak wisman dari luar negeri diusahakan 20 tim. Karena FOBI menyampaikan banyak tim dari Hongkong, Taiwan dan Thailand yang berminat ikut," ucapnya. Silabuskepri.co.id, Karimun — Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 73 Tahun, Pemkab Karimun melalui Dinas Parawisata dan Budaya (Disparbud) bekerja sama dengan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) menggelar kegiatan malam apresiasi seni & budaya, Sabtu (18/08/2018) Malam, di Panggung Putri Kemuning Coastal Area
Dalam kegiatan ini di ikuti oleh berbagai suku yang ada di Kabupaten Karimun dan tergabung dalam wadah FPK (Forum Pembauran Kebangsaan) Salah satu diantaranya Suku Nias sumatera utara yang di motori oleh Paguyuban Masyarakat Nias Indonesia (PMNI) Karimun. Dalam kesempatan itu, Suku Nias mempersembahkan “Tari Maena” Menurut sejarahnya, Tari Maena ini merupakan salah satu tarian tradisional masyarakat suku Nias yang sudah ada sejak dahulu kala, dan sudah diwariskan secara turu-temurun hingga sekarang. Sejak dulu tarian ini sering dilakukan sebagai bagian dari seremonial adat masyarakat suku Nias. Kebiasaan tersebut kemudiaan terus berlanjut dan masih sering dilakukan hingga sekarang.” Kata seorang pembawa acara Soginoto Daeli selaku ketua PMNI Karimun menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Daerah Karimun dan FPK atas kesempatan yang diberikan utk menampilkan tarian budaya Suku Nias ditengah-tengah kemajemukkan yang ada di kabupaten Karimun. “Terima kasih kepada Pemkab Karimun dan FPK yang memberi kesempatan kepada Masyarakat Suku Nias untuk menampilkan Budaya nya ditengah-tengah kemajemukkan walau dilihat dari segi kuantitas minoritas” Kata Daeli. Dari pantauan silabuskepri co.id kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari 18-20 Agustus 2018. (James Nababan) SPORTOURISM – Menikmati pertunjukan Barongsari tidak harus menunggu Imlek atau perayaan tertentu. Saat ini pun bisa. Kalau tidak percaya, datang saja Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau (Kepri), akhir pekan ini.
Pada 16-17 Maret, akan digelar Festival Barongsai 2018. Lokasinya ada di Panggung Rakyat Putri Kemuning, Coastal Area, Tanjung Balai Karimun. “Kami memberikan suasana berbeda dari tahun pertama lalu. Festival tahun ini jelas akan dibuat lebih meriah. Yang tampil di sini adalah tim-tim terbaik,” ujar Kepala Seksi Atraksi Promosi dan Kerjasama Pariwisata Tanjung Balai Karimun Benny Yudistira, Rabu (14/3). Festival Barongsai 2018 akan diikuti 12 tim. Dari jumlah itu, empat tim diantaranya berasal dari Malaysia dan Singapura. Malaysia menjadi delegasi terbesar dengan mengirimkan 3 tim. Sementara Singapura menurunkan 1 tim. Sisanya dibagi merata untuk tim-tim asal Kepri. Tuan rumah Tanjung Balai Karimun dan Batam diberi 2 slot. Satu tim masing-masing diisi Tanjung Batu Kundur, Dabo Singkep Lingga, Tanjung Pinang, dan Uban. “Karena alasan non teknis, undangan untuk tim dari Semarang dan Selat Panjang diubah. Kami ingin lebih mengoptimalkan tim dari Malaysia dan Singapura. Sebab, kami ingin mengoptimalkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman),” ujar Benny. Dengan hadirnya tim mancanegara, Tanjung Balai Karimun sedikitnya akan mendatangkan 40 wisman. Asumsinya, setiap tim dari Singapura dan Malaysia ini membawa crew hingga 10 orang. Belum lagi potensi wisman lainnya. Berstatus sebagai crossborder, Tangjung Balai Karimun diuntungkan karakter wisatawan dua negara itu yang menyukai event budaya. “Kami berusaha menghadirkan wisman sebanyak-banyaknya. Jumlah personil tim luar dioptimalkan. Kami harus mengejar target kunjungan wisman minimal 2% setiap tahun. Biasanya kalau event seperti ini relatif mudah mengundang wisatawan dari Malaysia atau Singapura. Jaraknya dekat dan murah,” kata Benny yang juga PPTK Kegiatan Festival Barongsai. Menambah daya tarik festival, beragam hiburan disiapkan. Meski kental dengan nuansa Tionghoa, tapi space lebar tetap dibuka bagi budaya lokal. Mengoptimalkan peran sanggar Pusat Latihan Seni Pelangi Budaya Karimun, Tari Persembahan pun akan disajikan. Menguatkan rasa milenial, live musik juga akan diberikan. Benny juga menerangkan, Festival Barongsai ingin memberi kesan bagi wisatawan. “Kami ingin memberikan kesan bagi wisatawan, terutama mereka yang baru berkunjung. Ada banyak hiburan yang sudah disiapkan, apalagi Festival Barongsai ini rencananya digelar malam hari. Terkait dengan pelaksanaannya, nanti akan dibahas saat technical meeting,” ujarnya lagi. Rencananya, technical meeting akan digelar Kamis (15/3) pukul 16.00 WIB. 12 Tim peserta akan dibagi menjadi dua grup. Hari pertama festival digelar Jumat (16/3) dan akan diikuti 5 tim. Sisa 7 tim lainnya akan bertanding di Sabtu (17/3). Sebelum bersaing, tim-tim peserta diizinkan mencoba venue. Masing-masing tim diberi waktu 20 menit untuk menguji venue. “Komposisi pembagian grup akan dilakukan saat technical meeting. Urutan komposisi tim yang akan uji venue juga menurut hasil drawing saat technical meeting. Nantinya tetap ada opening dan closing ceremony yang meriah. Pokoknya jangan sampai terlewatkan, sebab aksesnya mudah,” jelas Benny. Posisi Tanjung Balai Karimun cukup strategis buat wisatawan dari Malaysia dan Singapura. Aksesibilitas menuju Tanjung Balai Karimun tidak sulit. Bagi wisatawan asal Malaysia, destinasi ini bisa ditempuh dari Pelabuhan Kukup dan Putri Harbour. Total ada 9 trip per hari kapal yang melayani rute ini. Kalau dari Singapura ada 4 kali trip. Bila wisatawan dari Batam, maka setiap jamnya ada kapal yang melayani rute ini. Pulau Karimun juga terhubung dengan Pekanbaru, Dumai, dan Selat Panjang. “Meskipun Festival Baringsai ini baru memasuki tahun ke dua, tapi potensinya sangat besar. Event pada tahun lalu meriah. Dengan berbagai inovasi pengemasan yang lebih baik, tahun ini pasti lebih. Selain itu aksesibilitas dan akomodasi di Karimun sangat bagus. Kulinernya banyak dan nikmat. Harganya juga sangat murah,” ungkap Ketua Pelaksana Calendar of Eevent 2018 Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti. Selain atraksi dan aksesibilitas, aspek amenitas Tanjung Balai Karimun juga luar biasa. Mulai dari homestay hingga hotel berbintang tersedia. Jumlah mencapai 46. Soal harga, cukup ramah. Sebab harga Rp100 ribu hingga jutaan per malam tersedia banyak. Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, konsep budaya sangat disukai oleh wisman. “Festival Barongsai ini menjadi daya tarik lain pariwisata. Karimun sangat memenuhi aspek 3A karena levelnya sebenarnya dunia. Kami berharap Festival Barongsai ini sukses penyelenggaraan juga secara ekonomi. Dengan banyaknya wisman yang masuk, maka ekonomi masyarakat akan terbantu,” pungkas Menteri asal Banyuwangi tersebut. (*) Gerbangkepri.co.id - Bintan Dragon dan Lion Atletik Associaton Tanjungpinang dengan perolehan nilai 8,51 kembali sebagai juara Pertama Festival Barongsai Karimun untuk kedua kalinya di Kabupaten Karimun tahun 2018. Grup barongsai tersebut, tercatat dua kali berturut-turut diposisi juara satu. Sementara juara kedua didapat grup Persaudaraan Barongsai Batam dengan nilai 8,38, juara ketiga diperoleh Zhu Yun Gong dengan nilai 8,38 kemudian juara keempat didapat oleh Hoon Hong Singapura dengan nilai 8,33. Dalam festival diikuti sebanyak 12 grup ini selama dua malam bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karimun ini berhadiahkan uang pembinaan Rp 15 juta (juara 1), Rp 10 juta (juara II), Rp 7,5 juta (juara III) dan Rp 3 juta (juara IV). Selain uang pembinaan juga diberikan piala. Penyerahan hadiah kepada juara-juara festival barongsai tahun ini, diserahkan langsung oleh Gubernur Kepri, Nurdin Basirun dan Kadispar Provinsi Kepri, Buralimar. "Festival tahun depan akan ditambah lagi hadiahnya (uang pembinaan) dan grup yang mengikuti juga harus lebih banyak, dalam mendorong sektor pariwisata di Kepri," ujar Nurdin diwawancara wartawan usai menyerahkan hadiah. Dikatakan Nurdin juga, selain event internasional di sektor pariwisata juga di sektor matirim. "Mungkin itu jet ski atau sampan layar akan dijadikan event internasional. Saat ini Kepri sudah menjadi nomor 3 tujuan wisman dibawah Bali dan Jakarta. Target kunjungan wisman tahun ini sebanyak 2,2 sampai 2,5 juta jiwa," tutur Nurdin mengakhiri. Sementara itu Kadispar Provinsi Kepri, Buralimar memyebutkan festival barongsai tahun depan akan mendatangkan peserta lebih banyak lagi, baik dari dalam maupun luar negeri. "Selain mendatangkan peserta lebih banyak lagi, juga akan menghadirkan artis terkenal dari Hongkong, yakni Jackie Chan," katanya. Ia menyampaikan, festival barongsai dilaksanakan di Kabupaten Karimun untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke daerah berlandaskan 4 Azam tersebut. "Target kunjungan wisman ke Karimun tahun ini 100 ribu jiwa. Melalui festival tersebut kita bantu meningkatkan kunjungan wisman ke Karimun," pungkasnya.(red) ![]() Penurunan jumlah kunjungan wisatawan baik asing maupun lokal di Kabupaten Karimun akhir-akhir ini, ternyata menimbulkan dampak yang signifikan terhadap perputaran roda perekonomian dengan tingkat pertumbuhan di tahun 2017 yang hanya mencapai 2,54% dibandingkan tahun 2016, sebanyak 6,70% untuk Propinsi Kepulauan Riau. Menurunnya jumlah wisatawan itu juga dipacu oleh tutupnya perusahaan galangan kapal PT. Saipem, yang memberhentikan pekerjanya hampir 13 ribu orang, pada tahun 2017, hal ini juga menjadi penyebab kurangnya orang asing yang datang di Kabupaten Karimun. Hal itu disampaikan kepala Imigrasi kelas II Tanjung balai karimun, Ari Yuliansa, saat dijumpai di ruang kerjanya. Menurut Mas Ari, kunjungan wisatawan wna dan wni di 2016 dan 2017, terjadi penurunan yang tajam, kemungkinan karena tutupnya beberapa perusahaan seperti PT. Saipem. Dari data yang dikeluarkan pihak Imigrasi kelas II Tanjung Balai Karimun, jumlah wisman yang datang di karimun untuk tahun 2016 berjumlah 327, 073 orang sedangkan tahun 2017 hanya berjumlah 87.394 orang. ![]() KABUPATEN Karimun, Kepulauan Riau, saat libur Natal 2017 dan jelang Tahun Baru 2018 diserbu kunjungan pelancong atau wisatawan mancanegara (wisman) dari Singapura dan Malaysia. "Desember kunjungan wisman ke Karimun cukup banyak, diperkirakan akan terus bertambah," kata Kepala Seksi Atraksi Promosi Kerja Sama Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karimun, Benny Yudishtira, di Tanjung Balai Karimun, Selasa (26/12). Ramainya kunjungan wisatawan mancanegara ke Karimun karena liburan yang cukup panjang, dan letaknya strategis bagi pelancong Singapura dan Malaysia. "Letak Karimun yang sangat strategis dari sisi letak geografis dan jarak tempuh yang singkat," katanya. Selain tujuan mengunjungi objek-objek wisata, menurut dia, sebagian besar wisatawan mancanegara mengunjungi rumah-rumah ibadah, berziarah, dan ada pula yang mengunjungi kerabat dekatnya. "Karena histori Karimun itu sendiri, baik dari sejarah yang tertulis maupun hubungan emosional antara masyarakat kita dengan kedua negara ini," katanya. Hubungan emosional tersebut, dikemukakannya, karena sebagian masyarakat Karimun memiliki kerabat dekat, bahkan sanak famili di salah Singapura ataupun Malaysia. "Makanya, tak heran lagi kalau hampir seluruh masyarakat Karimun ini punya paspor, karena tujuannya untuk mengunjungi saudaranya," kata Benny. Kunjungan wisatawan mancanegara ke Karimun selama Desember tahun lalu sebanyak 9.765 jiwa, catatnya. Dia optimistis jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun ini melebihi angka tahun lalu, meskipun pihaknya tidak mengadakan acara wisata sama sekali. "Harapan tentunya melebihi dari kunjungan pada tahun lalu," demikian Benny Yudishtira. (OL-2) |
AuthorBidang Pemasaran Pariwisata Archives
February 2021
Categories |