gerbangkepri.co.id - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Karimun Provinsi Kepri menggelar workshop tari dan musik di Hotel Balai View Tanjung Balai Karimun.
Workhsop berlangsung selama tiga hari diikuti 7 sanggar dari Pulau Kundur, 2 sanggar dari Moro, sanggar-sanggar di Pulau Karimun besar serta utusan-utusan dari SLTP dan SLTA ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karimun Zamri, Jumat (31/8/2018). Dalam kegiatan ini dihadirkan sebanyak tiga orang narasumber dari Pusat, Riau dan Karimun. Kadisparbud Kabupaten Karimun mengatakan, tujuan workhsop untuk menggali dan mengembangkan serta melestarikan nilai-nilai seni budaya, terutama seni tari dan musik khususnya seni budaya Melayu yang merupakan jati diri serta merupakan kekayaan intelektual bangsa. Selain itu tujuan lainnya, sebagai ajang penyaluran ide dan bakat seni yang bernilai positif bagi pekerja seni musi serta tari di Kabupaten Karimun. "Workshop setiap tahun dilaksanakan ini untuk silaturahmi antara sesama pekerja seni dan juga menimba ilmu, menyamakan persepsi dalam berksenian dan berbudaya juga meningkatkan SDM SDM dibidang seni dan tari," ungkapnya. Zamri juga menyampaikan, Disparbud Karimun juga membantu sanggar-sanggar dibawah binaannya mendapatkan dana pembinaan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar RI). "Tahun 2018 ini ada 5 sanggar yang mendapatkan dana pembinaan dari Kemenpar RI. Masing-masing sanggar senilai Rp 100 juta. Untuk tahun 2017 ada 3 sanggar menerima dana hibah tersebut," pungkasnya. Silabuskepri.co.id, Karimun — Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 73 Tahun, Pemkab Karimun melalui Dinas Parawisata dan Budaya (Disparbud) bekerja sama dengan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) menggelar kegiatan malam apresiasi seni & budaya, Sabtu (18/08/2018) Malam, di Panggung Putri Kemuning Coastal Area
Dalam kegiatan ini di ikuti oleh berbagai suku yang ada di Kabupaten Karimun dan tergabung dalam wadah FPK (Forum Pembauran Kebangsaan) Salah satu diantaranya Suku Nias sumatera utara yang di motori oleh Paguyuban Masyarakat Nias Indonesia (PMNI) Karimun. Dalam kesempatan itu, Suku Nias mempersembahkan “Tari Maena” Menurut sejarahnya, Tari Maena ini merupakan salah satu tarian tradisional masyarakat suku Nias yang sudah ada sejak dahulu kala, dan sudah diwariskan secara turu-temurun hingga sekarang. Sejak dulu tarian ini sering dilakukan sebagai bagian dari seremonial adat masyarakat suku Nias. Kebiasaan tersebut kemudiaan terus berlanjut dan masih sering dilakukan hingga sekarang.” Kata seorang pembawa acara Soginoto Daeli selaku ketua PMNI Karimun menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Daerah Karimun dan FPK atas kesempatan yang diberikan utk menampilkan tarian budaya Suku Nias ditengah-tengah kemajemukkan yang ada di kabupaten Karimun. “Terima kasih kepada Pemkab Karimun dan FPK yang memberi kesempatan kepada Masyarakat Suku Nias untuk menampilkan Budaya nya ditengah-tengah kemajemukkan walau dilihat dari segi kuantitas minoritas” Kata Daeli. Dari pantauan silabuskepri co.id kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari 18-20 Agustus 2018. (James Nababan) batampos.co.id – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karimun menggelar Festival Reog di Coastal Area, Sabtu (18/8). Festival dibuka Bupati Karimun, Aunur Rafiq. Festival ini diikuti tiga grup yakni Gembong Singo Mudo Bukit Tiung, Singo Bangkit Alur Jongkong, dan Singo Anom Junior Bukit Tiong.
”Festival digelar selain sebagai ajang menjalin tali silaturahmi antarbudaya reog, sekaligus untuk melestarikan kebudayaan nusantara yang ada di Karimun ini,” ujar Aunur Rafiq. Apalagi Karimun yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura, festival tersebut bisa menjadi daya tarik tersendiri agar wisman manca negara mau berkunjung ke Karimun. ”Kita patut bersyukur, Kabupaten Karimun memiliki banyak sekali kebudayaan dan kesenian. Semua hidup rukun berdampingan,” terangnya. Pada festival reog kali ini, juara pertama diraih grup reog Gembong Singo Mudo Bukit Tiung Karimun, disusul Singo Bangkit Alur Jongkong Tebing, serta Singo Anom Junior Bukit Tiung. Untuk juara pertama berhak mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp 10 juta, juara kedua Rp 7,5 juta, dan juara ketiga Rp 5 juta. (tri) Batampos.co.id – Menyemarakkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 RI, Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kabupaten Karimun menyelenggarakan berbagai kegiatan masyarakat di Coastal Area. Mulai perlombaan jong, panjat pinang, hingga balap karung.
Kegiatan dimulai dengan perlombaan jong di Pantai Pelawan oleh Wakil Bupati Karimun Anwar Hasyim, Kamis (16/8). ”Kegiatan ini sebagai hiburan masyarakat sekaligus menyemarakan HUT ke-73 RI,” kata Kepala Dispar Kabupaten Karimun Zamri, kemarin. Kegiatan tersebut, lanjut Zamri, juga sebagai ajang untuk mempererat tali silaturahmi dan kebersamaan warga. ”Walaupun hadiahnya tidak besar, tapi rasa kebersamaan dan kekompakan dalam meraih hadiah itu yang menjadi seru,’’ tuturnya. Selain lomba, Jumat (17/8) malam pihaknya juga akan menyelenggarakan festival reog di Coastal Area. Rentetan kegiatan tersebut selain meng-hibur diharapkan bisa mendongkrak ekonomi. Terutama para pedagang yang berjualan di area Coastal Area. ”Mudah-mudahan bisa mendongkrak wisatawan luar negeri. Sebab, negara tetangga biasanya berkunjung ke Karimun,’’ ujarnya. Pantauan di lapangan, kemeriahan hari kemerdekaan RI begitu terasa di Coastal Area. Ratusan bendera merah putih berkibar di sepanjang kawasan yang menjadi salah satu tempat wisata di Karimun tersebut.(tri) Karimun (Kepriterkini.co.id) - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Karimun Provinsi Kepri kembali menggelar lomba jong tahun 2018 ini. Kali ini lomba yang digelar di Pantai Pelawan berlangsung sekitar tiga hari sejak, Jumat (10/8/2018) diikuti lebih dari 300 peserta. Peserta yang mengikuti tidak hanya dari Kabupaten Karimun atau se-Provinsi Kepri, tapi sejumlah daerah di Provinsi Riau bahkan dan dari Malaysia juga ambil bagian dalam lomba tersebut.
Lomba ini secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Karimun Anwar Hasyim didampingi Kadisparbud Zamri. Wabup Karimun mengatakan, lomba jong ini sudah menjadi event tahun Pemkab Karimun yang melekat di Disparbud. Tujuannya sambung Wabup, salah satu giat-giat untuk mendatangkan wisatawan mancanegara ke daerah berlandaskan empat azam ini. "Perlombaan jong merupakan budaya Kabupaten Karimun yang perlu dipertahankan dan dilestarikan agar tidak mati pada generasi berikutnya," pinta Amwar Hasyim. Dalam perlombaan ini Disparbud telah menyediakan hadiah untuk peserta yang keluar sebagai juara. Hadiah dimaksud berupa uang dan piala. BATAMTODAY.COM, Karimun - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karimun kembali menggelar perlombaan Festival Lampu Colok tahun 2018, dengan total hadiah Rp37 juta.
Kabid Sejarah dan Cagar Budaya, Azmizar Firtarti, menjelaskan, untuk kriteria penilaian arsitektur bangunan gapura yang bernuansa Islami, harus terlihat keindahan dan kemeriahan lampu colok serta partisipasi masyarakat dalam ikut serta memeriahkan lampu colok tersebut. "Untuk tinggi pintu gapura wajib minimal 4 meter, lebar gapura tidak mengenai drainase atau badan jalan dan tidak berada di area tegangan listrik. Dan untuk penilaian akan dimulai pada 27 Ramadhan 1439 H," kata Azmizar kepada BATAMTODAY.COM, Sabtu (26/5/2018). Lebih jauh dikatakan, para pemenang akan mendapatkan uang pembinaan bagi juara I Rp10 juta, juara II Rp8 juta, juara III Rp6 juta, juara IV Rp4 juta, juara V Rp3 juta, juara VI Rp2 juta, dan juara VII, VIII, IX, X masing-masing mendapatkan Rp1 juta. Biasanya perlombaan ini hanya di wilayah Pulau Karimun besar saja, namun kali ini seperti Pulau Kundur juga ikut berpartisipasi memeriahkan semarak festival lampu colok tersebut. "Untuk penilaian di Karimun pada 27 Ramadhan dan untuk di Pulau Kundur 28 Ramadhan. Dan juri dari Kemenag, Dinas PU Karimun, serta LAM," katanya. Dia juga mengatakan, perlombaan ini merupakan suatu bentuk budaya yang telah ada sejak dulu, di samping juga untuk mengingatkan bahwa dahulu belum ada listrik dan hanya menggunakan lampu colok. "Setidaknya dengan adanya lampu colok ini memberikan peringatan kepada kita, dahulu listrik belum ada dan hanya menggunakan lampu colok," katanya. Dia berharap dengan diselenggarakannya festival lampu colok ini, memberikan kegembiraan bagi masyarakat Karimun dan dapat dipertahankan sebagai tradisi yang sudah melekat di hati masyarakat Karimun itu. Karimun (marwahkepri.com) – Lomba Mancing berhadiah 3 unit Sepedamotor dan uang tunai yang diselenggarakan masyarakat Desa Limau Kecamatan Ungar Kabupupaten Karimun, resmi ditutup Bupati Karimun, Aunur Rafiq, Minggu (25/3/2017). Penutupan Lomba Mancing itu, turut dihadiri Anggota DPRD Provinsi Kepri, DPRD Kabupaten Karimun, Kapolsek Kundur Kompol Wisnu dan sejumlah Kepala OPD Pememerintah Kabupaten (Pemkab) Karimun. Dalam sambutanya, Bupati menyampaikan apresiasi atas antusiasnya masyarakat yang mengikuti perlombaan yang diselenggarakan oleh masyarakat setempat. Hal itu terlihat dari banyaknya jumlah peserta yang mengikuti lomba, berjumlah 568 orang. Dikatakan, lomba mancing itu, akan menjadi agenda tahunan yang dananya akan ditanggung oleh Pemkab Karimun melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Karimun. Disebutkan, selain agenda tahunan yang nantinya akan dilaksanakan, Pemerintah Daerah juga akan membenahi lokasi objek wisata Desa Batu Limau Kecamatan Ungar untuk lebih baik. Pembenagan, akan dimulai dengan penambahan fasilitas-fasilitas maupun sarana-sarana pendukung yang dibutuhkan oleh Pantai tersebyt. Sehingga kedepan, pantai Batu Limau Desa Limau Kecamatan Ungar itu, bisa menjadi salah satu icon dan objek wisata favorit di Kecamatan Ungar. “Kita akan bangun batu miring pada bibir pantai. Sehingga akan tampak lebih rapi. Jembatan-jembatan yang dianggap perlu dan sebagai pendukung, juga akan dibangun dilokasi ini,” ungkapnya Selain itu, sambung Rafiq, batu besar yang ada dilokasi wisata itu, akan dilakukan renovasi untuk dijadikan ikon dengan pembuatan tangga dan tulisan nama Pantai Desa Limau. Selanjutnya, melalui masyarakat yang berkunjung dan Dinas terkait, akan mempromosikan dan memviralkanya melalui media sosial kepada masyarakat luas. Dengan hal itu, tambahnya, tentunya akan dapat menambah nilai dan daya tarik tersendiri untuk menarik para wisatawan. Baik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang dan berkunjung ke lokasi wisata Pantai Batu Limau, Desa Limau Kecamatan Ungar Kabupten Karimun ini. Adapun Juara I pada perlombaan itu, diraih oleh pemancing setempat, atas nama Jailani, dengan berat ikan (Ikan Pari) seberat 8.4 Kilogram. Juara II diraih Hasbullah, dengan berat ikan (Ikan Setunggang) 6.9 Kilogram dan Juara III diraih oleh Udi, berat ikan (Ikan Pari) 4,6 Kilogram. Hadiah para pemenang, diserahkan Bupati Karimun dan Anggota DPR, DPRD, Kapolsek dan Panitia Pelaksana. Hadiah untuk Juara I, mendapatkan hadiah 1 unit Sepedamotor+uang tunai Rp 3 Juta, Juara II Sepedamotor+uang tunai Rp 2 Juta dan Juara III+uang tunai Rp 1 Juta. Sedangkan untuk Juara IV, mendapatkan hadiah Televisi, Juara 5&6 Joran Pancing, Juara 7&8 Kipas Angin dan juara 9&10, satu unit Handphone per pemenang. Lomba pancing berhadiah 3 unit Sepedamotor dan Jutaan Rupaih uang tunai serta puluhan hadiah lainya itu, sudah digelar sebanyak 3 kali oleh masyarakat setempat dan disejalankan dengan Pesta Pantai Batu Limau Desa Limau Kecamatan Ungar Kabupaten Karimun, Kepulauan Kepri. (mk/hasian) SPORTOURISM – Menikmati pertunjukan Barongsari tidak harus menunggu Imlek atau perayaan tertentu. Saat ini pun bisa. Kalau tidak percaya, datang saja Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau (Kepri), akhir pekan ini.
Pada 16-17 Maret, akan digelar Festival Barongsai 2018. Lokasinya ada di Panggung Rakyat Putri Kemuning, Coastal Area, Tanjung Balai Karimun. “Kami memberikan suasana berbeda dari tahun pertama lalu. Festival tahun ini jelas akan dibuat lebih meriah. Yang tampil di sini adalah tim-tim terbaik,” ujar Kepala Seksi Atraksi Promosi dan Kerjasama Pariwisata Tanjung Balai Karimun Benny Yudistira, Rabu (14/3). Festival Barongsai 2018 akan diikuti 12 tim. Dari jumlah itu, empat tim diantaranya berasal dari Malaysia dan Singapura. Malaysia menjadi delegasi terbesar dengan mengirimkan 3 tim. Sementara Singapura menurunkan 1 tim. Sisanya dibagi merata untuk tim-tim asal Kepri. Tuan rumah Tanjung Balai Karimun dan Batam diberi 2 slot. Satu tim masing-masing diisi Tanjung Batu Kundur, Dabo Singkep Lingga, Tanjung Pinang, dan Uban. “Karena alasan non teknis, undangan untuk tim dari Semarang dan Selat Panjang diubah. Kami ingin lebih mengoptimalkan tim dari Malaysia dan Singapura. Sebab, kami ingin mengoptimalkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman),” ujar Benny. Dengan hadirnya tim mancanegara, Tanjung Balai Karimun sedikitnya akan mendatangkan 40 wisman. Asumsinya, setiap tim dari Singapura dan Malaysia ini membawa crew hingga 10 orang. Belum lagi potensi wisman lainnya. Berstatus sebagai crossborder, Tangjung Balai Karimun diuntungkan karakter wisatawan dua negara itu yang menyukai event budaya. “Kami berusaha menghadirkan wisman sebanyak-banyaknya. Jumlah personil tim luar dioptimalkan. Kami harus mengejar target kunjungan wisman minimal 2% setiap tahun. Biasanya kalau event seperti ini relatif mudah mengundang wisatawan dari Malaysia atau Singapura. Jaraknya dekat dan murah,” kata Benny yang juga PPTK Kegiatan Festival Barongsai. Menambah daya tarik festival, beragam hiburan disiapkan. Meski kental dengan nuansa Tionghoa, tapi space lebar tetap dibuka bagi budaya lokal. Mengoptimalkan peran sanggar Pusat Latihan Seni Pelangi Budaya Karimun, Tari Persembahan pun akan disajikan. Menguatkan rasa milenial, live musik juga akan diberikan. Benny juga menerangkan, Festival Barongsai ingin memberi kesan bagi wisatawan. “Kami ingin memberikan kesan bagi wisatawan, terutama mereka yang baru berkunjung. Ada banyak hiburan yang sudah disiapkan, apalagi Festival Barongsai ini rencananya digelar malam hari. Terkait dengan pelaksanaannya, nanti akan dibahas saat technical meeting,” ujarnya lagi. Rencananya, technical meeting akan digelar Kamis (15/3) pukul 16.00 WIB. 12 Tim peserta akan dibagi menjadi dua grup. Hari pertama festival digelar Jumat (16/3) dan akan diikuti 5 tim. Sisa 7 tim lainnya akan bertanding di Sabtu (17/3). Sebelum bersaing, tim-tim peserta diizinkan mencoba venue. Masing-masing tim diberi waktu 20 menit untuk menguji venue. “Komposisi pembagian grup akan dilakukan saat technical meeting. Urutan komposisi tim yang akan uji venue juga menurut hasil drawing saat technical meeting. Nantinya tetap ada opening dan closing ceremony yang meriah. Pokoknya jangan sampai terlewatkan, sebab aksesnya mudah,” jelas Benny. Posisi Tanjung Balai Karimun cukup strategis buat wisatawan dari Malaysia dan Singapura. Aksesibilitas menuju Tanjung Balai Karimun tidak sulit. Bagi wisatawan asal Malaysia, destinasi ini bisa ditempuh dari Pelabuhan Kukup dan Putri Harbour. Total ada 9 trip per hari kapal yang melayani rute ini. Kalau dari Singapura ada 4 kali trip. Bila wisatawan dari Batam, maka setiap jamnya ada kapal yang melayani rute ini. Pulau Karimun juga terhubung dengan Pekanbaru, Dumai, dan Selat Panjang. “Meskipun Festival Baringsai ini baru memasuki tahun ke dua, tapi potensinya sangat besar. Event pada tahun lalu meriah. Dengan berbagai inovasi pengemasan yang lebih baik, tahun ini pasti lebih. Selain itu aksesibilitas dan akomodasi di Karimun sangat bagus. Kulinernya banyak dan nikmat. Harganya juga sangat murah,” ungkap Ketua Pelaksana Calendar of Eevent 2018 Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti. Selain atraksi dan aksesibilitas, aspek amenitas Tanjung Balai Karimun juga luar biasa. Mulai dari homestay hingga hotel berbintang tersedia. Jumlah mencapai 46. Soal harga, cukup ramah. Sebab harga Rp100 ribu hingga jutaan per malam tersedia banyak. Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, konsep budaya sangat disukai oleh wisman. “Festival Barongsai ini menjadi daya tarik lain pariwisata. Karimun sangat memenuhi aspek 3A karena levelnya sebenarnya dunia. Kami berharap Festival Barongsai ini sukses penyelenggaraan juga secara ekonomi. Dengan banyaknya wisman yang masuk, maka ekonomi masyarakat akan terbantu,” pungkas Menteri asal Banyuwangi tersebut. (*) Gerbangkepri.co.id - Bintan Dragon dan Lion Atletik Associaton Tanjungpinang dengan perolehan nilai 8,51 kembali sebagai juara Pertama Festival Barongsai Karimun untuk kedua kalinya di Kabupaten Karimun tahun 2018. Grup barongsai tersebut, tercatat dua kali berturut-turut diposisi juara satu. Sementara juara kedua didapat grup Persaudaraan Barongsai Batam dengan nilai 8,38, juara ketiga diperoleh Zhu Yun Gong dengan nilai 8,38 kemudian juara keempat didapat oleh Hoon Hong Singapura dengan nilai 8,33. Dalam festival diikuti sebanyak 12 grup ini selama dua malam bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karimun ini berhadiahkan uang pembinaan Rp 15 juta (juara 1), Rp 10 juta (juara II), Rp 7,5 juta (juara III) dan Rp 3 juta (juara IV). Selain uang pembinaan juga diberikan piala. Penyerahan hadiah kepada juara-juara festival barongsai tahun ini, diserahkan langsung oleh Gubernur Kepri, Nurdin Basirun dan Kadispar Provinsi Kepri, Buralimar. "Festival tahun depan akan ditambah lagi hadiahnya (uang pembinaan) dan grup yang mengikuti juga harus lebih banyak, dalam mendorong sektor pariwisata di Kepri," ujar Nurdin diwawancara wartawan usai menyerahkan hadiah. Dikatakan Nurdin juga, selain event internasional di sektor pariwisata juga di sektor matirim. "Mungkin itu jet ski atau sampan layar akan dijadikan event internasional. Saat ini Kepri sudah menjadi nomor 3 tujuan wisman dibawah Bali dan Jakarta. Target kunjungan wisman tahun ini sebanyak 2,2 sampai 2,5 juta jiwa," tutur Nurdin mengakhiri. Sementara itu Kadispar Provinsi Kepri, Buralimar memyebutkan festival barongsai tahun depan akan mendatangkan peserta lebih banyak lagi, baik dari dalam maupun luar negeri. "Selain mendatangkan peserta lebih banyak lagi, juga akan menghadirkan artis terkenal dari Hongkong, yakni Jackie Chan," katanya. Ia menyampaikan, festival barongsai dilaksanakan di Kabupaten Karimun untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke daerah berlandaskan 4 Azam tersebut. "Target kunjungan wisman ke Karimun tahun ini 100 ribu jiwa. Melalui festival tersebut kita bantu meningkatkan kunjungan wisman ke Karimun," pungkasnya.(red) ![]() Penurunan jumlah kunjungan wisatawan baik asing maupun lokal di Kabupaten Karimun akhir-akhir ini, ternyata menimbulkan dampak yang signifikan terhadap perputaran roda perekonomian dengan tingkat pertumbuhan di tahun 2017 yang hanya mencapai 2,54% dibandingkan tahun 2016, sebanyak 6,70% untuk Propinsi Kepulauan Riau. Menurunnya jumlah wisatawan itu juga dipacu oleh tutupnya perusahaan galangan kapal PT. Saipem, yang memberhentikan pekerjanya hampir 13 ribu orang, pada tahun 2017, hal ini juga menjadi penyebab kurangnya orang asing yang datang di Kabupaten Karimun. Hal itu disampaikan kepala Imigrasi kelas II Tanjung balai karimun, Ari Yuliansa, saat dijumpai di ruang kerjanya. Menurut Mas Ari, kunjungan wisatawan wna dan wni di 2016 dan 2017, terjadi penurunan yang tajam, kemungkinan karena tutupnya beberapa perusahaan seperti PT. Saipem. Dari data yang dikeluarkan pihak Imigrasi kelas II Tanjung Balai Karimun, jumlah wisman yang datang di karimun untuk tahun 2016 berjumlah 327, 073 orang sedangkan tahun 2017 hanya berjumlah 87.394 orang. ![]() KABUPATEN Karimun, Kepulauan Riau, saat libur Natal 2017 dan jelang Tahun Baru 2018 diserbu kunjungan pelancong atau wisatawan mancanegara (wisman) dari Singapura dan Malaysia. "Desember kunjungan wisman ke Karimun cukup banyak, diperkirakan akan terus bertambah," kata Kepala Seksi Atraksi Promosi Kerja Sama Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karimun, Benny Yudishtira, di Tanjung Balai Karimun, Selasa (26/12). Ramainya kunjungan wisatawan mancanegara ke Karimun karena liburan yang cukup panjang, dan letaknya strategis bagi pelancong Singapura dan Malaysia. "Letak Karimun yang sangat strategis dari sisi letak geografis dan jarak tempuh yang singkat," katanya. Selain tujuan mengunjungi objek-objek wisata, menurut dia, sebagian besar wisatawan mancanegara mengunjungi rumah-rumah ibadah, berziarah, dan ada pula yang mengunjungi kerabat dekatnya. "Karena histori Karimun itu sendiri, baik dari sejarah yang tertulis maupun hubungan emosional antara masyarakat kita dengan kedua negara ini," katanya. Hubungan emosional tersebut, dikemukakannya, karena sebagian masyarakat Karimun memiliki kerabat dekat, bahkan sanak famili di salah Singapura ataupun Malaysia. "Makanya, tak heran lagi kalau hampir seluruh masyarakat Karimun ini punya paspor, karena tujuannya untuk mengunjungi saudaranya," kata Benny. Kunjungan wisatawan mancanegara ke Karimun selama Desember tahun lalu sebanyak 9.765 jiwa, catatnya. Dia optimistis jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun ini melebihi angka tahun lalu, meskipun pihaknya tidak mengadakan acara wisata sama sekali. "Harapan tentunya melebihi dari kunjungan pada tahun lalu," demikian Benny Yudishtira. (OL-2) ![]() Karimun (Antara Kepri) - Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau Buralimar mengatakan festival tari Dangkong harus dilestarikan sehingga menjadi daya tarik bagi Kabupaten Karimun. "Masing-masing kabupaten mempunyai ciri khas tersendiri, mempunyai tradisi dan adat masing-masing. Nah untuk Karimun, Dangkong inilah dan harus terus dijaga dan dilestarikan," kata Buralimar di Tanjung Balai Karimun, Sabtu. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karimun menyelenggarakan Dangkong Dance Festival di Rumah Dinas Bupati Karimun, Tanjung Balai Karimun, yang dibuka pada Jumat (13/10) malam. "Malaysia dan Singapura sangat antusias mengikuti festival Dangkong ini, belum lagi tim Dangkong di Indonesia," katanya. Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi Kepulaun Riau (Kepri) sangat mendukung setiap kabupaten/kota mengembangkan dan melestarikan budayanya. Sebab, menurutnya, budaya yang adat saat ini bukan lagi sekadar tradisi dari suatu suku atau daerah, tetapi juga memiliki potensi menjadi daya tarik bagi wisatawan. "Kami akan memberi perhatian penuh terhadap kabupaten yang mengembangkan budayanya, seperti Dangkong ini, atau ada yang lainnya silahkan," katanya. Di tempat yang sama, Bupati Karimun Aunur Rafiq mengatakan "Dangkong Dance Festival" merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahun, yang dimulai sejak 2005. "Dan Festival Dangkong ini juga diikuti oleh negara tetangga, Malaysia dan Singapura. Kabupaten Karimun sendiri telah mematenkan Dangkong ini sebagai budaya asli daerah," kata Aunur Rafiq. Tari Dangkong, katanya, juga telah diakui Kementerian Pariwisata sebagai budaya Karimun, bahkan beberapa negara-negara tersebut juga mengakui Dangkong karimun. Untuk itu, pihaknya juga akan terus memelihara Dangkong tersebut lewat Dinas terkait melalui pelatihan-pelatihan kesenian. "Dangkong, awalnya kesenian Melayu yang sering digelar masyarakat Kecamatan Moro. Sebagai kesenian khas daerah, maka sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk melestarikannya sebagai budaya kita, sekaligus sebagai daya tarik bagi wisatawan," katanya. Dangkong Dance Festival dihelat di Panggung Sri Kemuning, Coastal Area, Tanjung Balai Karimun, Sabtu (14/10) malam ini. Malaysia mengutus tiga tim Dangkong, Singapura mengutus empat tim. Selain itu, daerah lain juga mengutus tim kesenian Dangkong, seperti Kabupaten Kepulauan Meranti Riau, Jakarta, Padang dan beberapa daerah di Riau dan Kepri. Dangkong Dance Festival XII juga masuk dalam agenda Festival Bahari Kepri (FBK) 2017. (Antara) ![]() Festival Lampu Colok untuk memeriahkan kegiatan ibadah puasa kembali digelar Pemerintah Kabupaten Karimun tahun ini, setelah sempat ditiadakan tahun lalu karena keterbatasan anggaran. Benny Yudhistira, Kepala Seksi Atraksi Promosi Kerja Sama Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karimun menuturkan, setiap tahun masyarakat Karimun selalu menyalakan lampu colok sebagai tradisi yang dilakukan sepanjang bulan puasa. "Tahun ini kami perlombakan lagi dalam bentuk Festival Lampu Colok," kata Benny, dikutip dari Antara, Jumat (19/5). Mengingat tradisi tersebut dilakukan umat Islam di Karimun dan sejumlah daerah lain di Provinsi Kepulauan Riau, maka tidak heran masyarakat menyusun lampu hias sehingga membentuk ornamen agama Islam. Untuk memelihara tradisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Karimun akan menggelar lomba lampu colok yang bisa diikuti seluruh lapisan masyarakat yang membentuk kelompok di tingkat RT sampai Kelurahan. ![]() BATAMTODAY.COM, Karimun - Festival Reog yang digelar pada Minggu (26/3/2017) malam di Coastal Area, Kabupaten Karimun sukses menyedot perhatian ratusan wisatawan. Selain menghibur, acara ini merupakan wujud nyata pemerintah dalam melestarikan seni budaya. Kesenian asal pulau Jawa ini diikuti 7 peserta dan berbagai daerah di Provinsi Kepulauan Riau. Masing-masing group Reog menunjukkan kebolehannya yang sangat memukau para pengunjung. Selain festival Reog, sebelumnya Kabupaten Karimun juga menggelar festival Barongsai. Kesenian asal negeri China itu juga dihelat di Coastal Area dan sukses menyedot perhatian para wisatawan serta warga yang ada di Kabupaten Karimun. Bupati Karimun, Aunur Rafiq dalam sambutannya mengatakan festival Baronsai dan Reog diwacanakan menjadi agenda tahunan Pemkab Karimun bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kepri. Setelah ditetapkan menjadi agenda tahunan, nantinya acara tersebut akan digelar dengan sangat meriah. "Festival Barongsai dan reog ini akan dijadikan agenda tahunan Pemkab Karimun dalam rangka melestarikan budaya lokal, karena ini merupakan salah satu destinasi wisata di Kepri," katanya. Dikatakan Aunur Rafiq, festival Barongsai nantinya menjadi even tahunan di Kabupaten Karimun, tetapi yang melaksanakan Pemprov Kepri. Sementara Festival Reog, Rafiq meminta agar menjadi kegiatan tahunan Kabupaten Karimun. "Gubernur Kepri menyampaikan pernyataan setuju," ujarnya. Festival Barongsai dan Reog, kata Bupati Karimun, secara tidak langsung dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, khususnya para pedagang kecil. Selain itu, acara itu juga akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Provinsi Kepri, khususnya Karimun. "Perhotelan dan jasa-jasa lainnya juga akan tumbuh bersama," kata dia. ![]() BATAM.TRIBUNNEWS.COM, KARIMUN - Sebanyak 11 tim dari dalam dan luar negeri bertarung menjadi yang terbaik pada festival barongsai dan lampu lampion di Coastal Area, Kabupaten Karimun, Sabtu (25/3) malam. Tim-tim barongsai lokal yang ikut turun sebagai peserta berasal dari Karimun, Tanjung Batu, Batam, Bintan, Tanjungpinang dan Tebing Tinggi Sumut. Sementara peserta luar negeri berasal dari tim Johor Malaysia dan Singapura . Ribuan masyarakat Karimun dan turis mancanegara ikut menyaksikan festival ini. Festival secara resmi dibuka oleh Gubernur Kepri, Nurdin Basirun yang ditandai dengan pemukulan tabur. Kegiatan ini digelar oleh Pemkab Karimun melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud). Dalam sambutannya Nurdin mengatakan, festival ini akan menjadi event tahunan di Kabupaten Karimun. Dan, untuk tahun depan festival akan dilaksanakan oleh Pemprov Kepri bersama Pemkab Karimun. "Penikmat seni dan olah raga barongsai ini bukan hanya warga Tionghoa saja. Tapi pribumi juga menyukainya," kata Nurdin. Ditambahkan Nurdin, dengan adanya festival barongsai tingkat internasional ini diharapkan perekonomian Karimun dari sektor pariwisata akan meningkat. Saat ini, menurutnya perekonomian dari sektor pariwisata termasuk pemasukan yang cukuo besar bagi daerah. "Setiap Kabupaten dan Kota di Kepri memiliki keunggulannya. Untuk Karimun, unggul disektor pariwisata, agama dan pendidikan," tuturnya. Sementara itu Bupati Karimun, Aunur Rafiq menyebutkan festival seperti ini merupakan perayaan seni budaya. Bahkan festival seperti ini dapat menjadi ikon tertentu bagi Karimun. "Kegiatan ini dapat menjadi ajang promosi bagi daerah kita. Sehinhga dapat menjadi daya tarik wisman sekaligus untuk pelestarian nilia-nilai budaya di Karimun," ujarnya. Usai seluruh tim menampilkan kebolehan mereka, akhirnya dewan juri dari Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) Jakarta dan Padang memutuskan tim barongsai Bintan Dragon dan Lion Atletik Associaton Tanjungpinang memperoleh nilai tertinggi. Untuk juara kedua diraih oleh tim barongsai Zhu Yun Gong dari Singapura. Sedangkan juara ketiga diraih tim barongsaiHimpunan Cinta Teman dari Pekanbaru. Selanjutnya juara harapan satu diraih tim Thai Hing Nam Wah dari Johor Malaysia dan diikuti oleh tim Persaudaraan Barongsai dari Batam dengan sebagai juata harapan dua. Untuk pemenang lomba lampu lampion (perorangan), juara pertama diraih oleh peserta atas nama Siswanto yang menampilkan lampu lampion ayam yang terbuat dari plastik, kawat dan bulu ayam. Sementara juara kedua diraih peserta atas nama Suratman yang menampilkan lampu lampion naga merah dan juara ketiga diraih peserta atas nama Suraji. (*) |
AuthorBidang Pemasaran Pariwisata Archives
February 2021
Categories |